Nama : Yuliana Rahmatwati
Npm : 141005434
Perusahaan Polytron
Situs web www.polytron.co.id
Polytron merupakan sebuah perusahaan elektronik asal
Indonesia. Didirikan 16 Mei 1975 di Kudus, Jawa Tengah dengan nama PT.
Indonesian Electronic & Engineering, kemudian 18 September 1976 berubah
nama menjadi PT. Hartono Istana Electronic, lalu merger dan menjadi PT. Hartono
Istana Teknologi. Perusahaan ini menghasilkan berbagai macam perlengkapan
elektronik. Barang yang dihasilkan oleh Polytron ialah televisi, radio, telepon
genggam, dan masih banyak lagi.
Polytron memiliki 2 pabrik masing-masing di Kudus
seluas 70.000 m2 dan di Sayung, Semarang 130.000 m2 (merupakan pabrik lemari es
terbesar di Jawa Tengah) dengan karyawan lebih dari 6.000 orang,11 kantor
perwakilan,5 authorized dealer,50 service centre yang meliputi seluruh
Indonesia.
1. VISI
Visi dari polytron adalah
“Memimpin pergerakan konvergensi digital.”.
Polytron meyakini bahwa melalui inovasi teknologi saat ini, polytron akan
menemukan solusi yang diperlukan untuk menghadapi tantangan hari esok.
Teknologi membuka kesempatan—bagi bisnis untuk tumbuh, bagi warga negara di pasar
yang sedang berkembang untuk hidup sejahtera dengan memasuki tahap ekonomi
digital, dan agar masyarakat dapat menemukan peluang baru. Tujuan polytron
adalah mengembangkan teknologi yang inovatif dan proses efisien yang
menciptakan pasar baru, memperkaya hidup semua orang, dan terus menjadikan
polytron sebagai pemimpin digital yang terpercaya.
2. MISI
Misi dari polytron adalah Menjadi
“d igital -e Company”
1.Polytron merk Indonesia kelas dunia
2.Inovasi melalui kreatifitas
3.Market Leader bagi setiap produk
4.Improvement terus menerus secara proaktif
5.Benar sejak
awal
6.Kepuasan Pelanggan melalui
refleksi yang mendalam
7.Sumber daya manusia yang tahu-terampil-terpercaya-terwariskan(4T)
BUDAYA KORPORAT POLYTRON
Banyak hal yang menarik di Polytron ini,
terutama berkaitan dengan pengembangan budaya organisasi.
1. Mengenai kemampuan
inovasi mereka. Mereka memiliki unit penelitian dan pengembangan yang
benar-benar berfungsi untuk menemukan hal-hal baru untuk inovasi produk maupun
proses produksi. Polytron memiliki suatu filosofi yang mereka sebut “The
Polytron C&C Way“. Menurut buku saku “The Polytron C&C Way“,
maka C&C adalah kependekan dari “Creativity and Commitment“. Creativity ditulis
di depan untuk menunjukkan bahwa kreativitas lebih dibutuhkan untuk kemajuan.
Kemudian disebutkan juga bahwa perlu dijaga suatu keseimbangan antara
kreativitas dan komitmen supaya tidak terjadi over-creativity ataupun over-commitment.
Kreatif yang berlebihan adalah sikap yang menekankan kepada kreatifitas sehingga
berpotensi terjadinya hal-hal yang liar. Sementara itu, komitmen yang
berlebihan berpotensi menciptakan situasi yang kaku dan pasif. Dengan demikian,
Polytron mengembangkan sumber daya manusianya dengan menyeimbangkan kreatifitas
dan komitmen masing-masing pribadi untuk tidak terbelenggu (tidak kreatif) dan
tidak liar (semaunya atau seenaknya sendiri). Untuk mewujudkan ini, mereka
membentuk “C3 Leader atau Creativity and
Commitment Cell Leader”, dengan utama sebagai “counselor” yang penuh
empati membantu menemukan solusi atas tantangan atau masalah yang dihadapi
karyawan, tak terbatas hanya pada pekerjaan, tetapi juga kepada permasalahan
pribadi atau keluarga.
2. Filosofi 7-AT Kiat Kita. Ketujuh “AT”
itu adalah HEBTAT citra, PESAT teknologi, CERMAT mutu,
HEMAT biaya, TEPAT delivery, SEHAT pribadi,
KUAT potensi. Dalam pandangan Polytron, ini adalah penjabaran dari
prinsip 3i yaitu improvements – innovations – inventions yang
mereka miliki. Improvements berarti selalu memperbaiki produk
dan proses yang ada saat itu, lalu innovation adalah
pembaharuan dari produk atau proses yang ada saat ini, dan terakhir, invention adalah
penemuan baru yang dapat dipatenkan atau menghasilkan produk unggulan. Sampai
saat ini Polytron sudah memiliki banyak sekali paten yang berkaitan dengan
teknologi elektronika. Dengan filosofi 7-AT Kiat Kita ini, mereka berupaya
untuk memproduksi produk-produk elektronika berkualitas dengan proses produksi
yang efektif dan efisien, dan yang terpenting, memanusiakan semua insan
Polytron.
3. Ketiga adalah prinsip
pembelajaran Polytron, yaitu 4T, yaitu Tahu, Trampil, Terpercaya,
serta Terwariskan. Tahu adalah langkah awal bagi seseorang untuk bisa menguasai
suatu bidang keahlian tertentu. Trampil adalah, setelah sesoerang
berpengetahuan cukup dalam suatu bidang, maka dia harus mempraktikkannya
sehingga menjadi trampil. Terpercaya maksunya adalah, setelah seseorang
memiliki jam terbang yang cukup tinggi dalam suatu bidang pekerjaan atau
keahlian tertentu, maka dia akan dipercaya untuk melakukan pekerjaan tersebut
tanpa ada keraguan lagi dari pihak lain. Terwariskan maksudnya adalah, jika
seseorang sudah terpcaya melakukan tugas-tugas atau keahlian tertentu, maka
sudah sepatutnya dia mewariskan kemampuan itu kepada orang lain, terutama
mereka yang masih muda atau pemula.
4. Terakhir, di Polytron berkembang suatu budaya
Tiga Kata Ajaib, yaitu “terima kasih”, “maaf“, dan “tolong“.
Ini menunjukkan suatu budaya yang rendah hati atau humble, dan di
Polytron tidak dikembangkan budaya komando, memerintah, apalagi arogan. Bahkan
para pimpinan perusahaan untuk “memerintahkan” bawahannya pun menggunakan
kata-kata “tolong” dan diakhiri dengan “terima kasih”. Budaya menggunakan kata
“maaf” pun digalakkan, dan ini menunjukkan mereka sangat menjaga harmoni, dan
mirip dengan pola manajemen Jepang, maka konflik pun dihindarkan. Mereka
membungkus semua ini dengan budaya “smile” yang mengejewantahkan sikap
keramah-tamahan dengan berbagai pihak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar