Selasa, 29 September 2015


NAMA; CHARLES .E.CH. BURWOS
NPM    ; 141005538
Lion Air mengambil ke langit dari Indonesia pada tahun 2000 dengan satu pesawat dalam armadanya. Dalam delapan tahun beroperasi, Lion Air kini terbang ke lebih dari 36 kota di Indonesia dan banyak tujuan lain seperti, Singapura, Malaysia dan Vietnam pada armada Boeing 737-900ER baru.
Sebagai pembawa swasta terbesar di Indonesia, kami menawarkan penumpang tidak hanya tiket yang terjangkau di pasar, tapi aman, nyaman, handal dan nyaman perjalanan udara.
Menciptakan peluang bagi wisatawan baru dan memberdayakan pelanggan anggaran-sadar untuk terbang lebih sering dengan membuat perjalanan terjangkau dengan tarif rendah konsisten.
Biaya yang ketat mengontrol melalui operasi kami sehingga kami dapat menjaga tarif kami konsisten rendah untuk wisatawan.
Memaksimalkan jumlah sektor yang dilayani oleh pesawat kami per hari dengan perencanaan lalu lintas udara yang efisien.
Janji Lion Air untuk memanfaatkan kecerdikan dan inovasi kami untuk memberikan penghematan biaya riil penumpang dalam perjalanan udara tidak hanya melalui penyediaan tiket murah, tetapi melalui berbagai komprehensif layanan nilai tambah Lion Air.
VISI:
Menjadi perusahaan penerbangan swasta nasional yang melayani penerbangan domestik dan internasional dengan berpedoman kepada prinsip-prinsip keselamatan dan keamanan penerbangan yang telah ditetapkan lion air.
MISI:
menjadi perusahaan penerbangan nasional inovatif, efisien dan profesional dalam menjangkau beberapa kota yang ada di Indonesia sehingga akan lebih banyak pengguna yang dapat terbang bersama armada lion air.
ARTI LOGO:


Nama itu di ambil dari simbol kelahirannya 17 agustus yakni bintang leo . Kebetulan simbolnya kepala singa atau lion. Singa merupakan lambang semangat atau keberanian. Maka jadilah nama Lion Tour. Dan ketika memulai menggarap bisnis penerbangan, lambang yang digunakan tetap sama, hanya saja lambang kepala singa di tambah dengan sayap dan matahari. Sayap sebagai jenis usaha yakni penerbangan dan matahri itu merupakan kebutuhan bagi semua orang.
BUDAYA PERUSAHAAN:
Kursi: Indonesia AirAsia tidak menggunakan nomor kursi untuk menghindari bottle neck saat antrian, Penumpang bernomor kursi kecil yang masuk lebih dahulu, akan menghambat jalan  penumpang bernomor kursi besar.  Untuk memastikan ini tidak terjadi, Indonesia Air Asia dengan cerdik menyediakan kartu putih dan merah. Penumpang yang diberi kartu merah akan didahulukan masuk pesawat, karena ia akan dipegang oleh penumpang yang duduk di belakang.  Penghematan beberapa menit akibat metode ini amat sangat berarti.
-       Pesawat: Indonesia AirAsia menggunakan pesawat yang rata-rata lebih tua dibandingkan Lion Air, mungkin karena karena start-up costnya lebih murah,  investor obligation juga lebih rendah. Menilik usia dan interior pesawat, terbang bersama Lion Air akan lebih menarik.   737-900ER Lion adalah pesawat terbaru dalam jajaran airlines di Indonesia. Masih bersih di mana-mana:  karpet, tempat duduk, panel dan lainnya. Dalam kabin 737900-ER suasananya fresh.
-       Cabin: Tray table Indonesia  AirAsia dipenuhi dengan sticker promosi produk tertentu, Cabin Air Asia adalah sarana promosi.Key Performance Indicator seperti $ Non Operational Income nampaknya digenjot dengan lebih baik di Indonesia Air Asia. 
-       Tepat Waktu: Fast Ground Turn Around Indonesia AirAsia lebih cepat dibandingkan Lion Air, hanya 25 menit saja, Jadual kedatangan dan keberangkatan Lion Air dan Indonesia Air Asia berdekatan.  fast turn-around merupakan salah satu kunci manajemen penerbangan, “pesawat akan bernilai eknomis ketika ia terbang di udara.  Bis akan bernilai ekonomis ketika berjalan mengangkut penumpang. Di terminal, di darat, di bandara, bis dan pesawat tak perlu berlama-lama”.  Fast ground turn around yang diukur dengan KPI selisih menit kedatangan dan keberangkatan di suatu bandara merupakan salah satu key performance indicator penting. Pilotnya telah welcoming bahkan ketika penumpang awal menjejakkan kaki ke dalam pesawat. Dan Anda tidak perlu duduk berlama-lama menunggu pesawat bergera.  Segera setelah tulang duduk penumpang terakhir menempel di kursi, pesawat mulai bergerak.  You can feel the difference. Here, every second mean bucks.  mengukur critical success factor dari transportation business.
-       Penjualan di Cabin: Pramugari Indonesia AirAsia berjualan makanan dan minuman, serta merchandise di Pesawat. Indonesia Air Asia juga berjualan makanan dan minuman. Selepas menawarkan makanan dan minuman, pramugari berkeliling, membawa tas kresek, untuk tempat sampah. Sebuah perilaku terpuji.  Menyadarkan kita betapa menyimpan sampah ditempatnya adalah perilaku bermoral yang menunjukkan jati diri seseorang.  Anda bisa sering terbang dengan pesawat, tetapi bila Anda nyampah sembarangan, Anda bukanlah siapa-siapa, seolah-olah itulah pesannya.
-       Indonesia Air Asia juga berjualan merchandise. Topi. T-Shirt. Baby Jumper. Magic Bag. Mini Airplane.  Berlogo Air Asia, William, AT&T.  Gaya menawarkan Pramugari menyenangkan.  Percakapan akan seperti pasar.  “Harga ini berapa . Itu berapa. Ada ukuran lain gak”. Barang yang ditawarkan berseliweran ke sana kemari.  Penumpang mengutak-atik barang.  Membuka bungkus. Seperti di pasar senggol saja.  Harga barang yang ditawarkan jelas tak murah amat.  Tetapi orang berbelanja.  Penumpang merogoh dompetnya.   Indonesia Air Asia nampaknya lebih lihai dan berhasil mendongkrak wallet share penumpangnya.  Indikator Rp Customer Spending dalam pesawat memang merupakan   salah satu KPI yang di-exercise dengan baik oleh Lion Air dan Indonesia Air Asia. Hasilnya keakraban yang hangat dirasakan oleh pelanggan (warm friendship).
-       Pelayanan: Pramugari Indonesia AirAsia lebih tak berjarak dengan penumpang, mereka lebih ramah, tanpa segan mengobrol dengan penumpang sebagai bagian dari customer intimacy strategy, Pramugari Lion Air lebih cekatan dalam mengurusi bagasi penumpang. Pramugari Indonesia AirAsia lebih menikmati pekerjaannya, senyuman mereka terlihat ikhlas, dalam service script selalu disebutkan nama pramugari yang bertugas sehingga kita merasa mengenali mereka. Ketika diperkenalkan oleh senior flight attendant ketika safety demonstration, ia berkata: “Kami akan memperagakan cara menggunakan  (anda tahu kelanjutannya..),  perhatikan Maria dan Nita di depan Anda…”.  service script Air Asia dengan cerdik memasukkan kalimat penyebutan nama sang pramugari, the primary person, dalam istilah Air Asia. Kesan yang muncul, di Air Asia, pramugari ditonjolkan sebagai  sebuah pribadi. She has a name.  She is a person.  And you can get to know each other.  Pramugari adalah mahluk cantik bernama dan dapat dikenali, tak perlu berjarak dengan penumpang. Pramugari adalah service ambassador, dan definitely ia merupakan source of customer loyality.
       Keselamatan: Dari berita yang kita ikuti Indonesia AirAsia bisa dikatakan tidak pernah mengalami masalah safety yang begitu parah, tidak seperti Lion Air yang telah mengalami beberapa kali kecelakaan, tergelincir, bahkan yang terparah saat kecelakaan di Solo pada tahun 2004, serta kecelakaan lainnya seperti tergelincir dsb.
Dari paparan diatas sangat menarik untuk dibahas dari sudut Pandang Budaya Organisasi kenapa kedua Perusahaan yang bisa dikatakan mempunyai pemimpin yang berkarakteristik sama serta strategi yang hampir sama ternyata menghasilkan hasil dan pelayanan yang berbeda.

                                                                                                         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar